Ketika berbicara tentang Bali, keindahan pantainya sering menjadi topik utama. Namun, tahukah kamu bahwa makanan khas Bali menyimpan segudang fakta menarik yang tidak kalah memikat? Berikut adalah tujuh fakta mengejutkan tentang makanan khas Bali yang wajib kamu tahu sebelum mencicipinya;
1. Ayam Betutu: Dimasak Selama Belasan Jam
Ayam Betutu, salah satu hidangan ikonik Bali, dikenal dengan bumbunya yang meresap hingga ke tulang. Proses memasaknya membutuhkan waktu 12-24 jam, terutama ketika dimasak secara tradisional dalam lubang tanah dengan bara api. Metode ini disebut “mesate” dan melibatkan pembakaran lambat agar bumbu meresap sempurna. Selain ayam, bebek betutu juga menjadi favorit banyak orang.
2. Lawar: Hidangan yang Melambangkan Keharmonisan
Lawar, campuran sayuran, kelapa parut, dan daging cincang, bukan sekadar makanan. Hidangan ini memiliki filosofi mendalam tentang keseimbangan hidup, yaitu perpaduan rasa manis, asin, pedas, dan asam yang harmonis. Dalam tradisi Bali, Lawar sering disiapkan secara gotong-royong oleh anggota keluarga besar sebelum upacara adat. Uniknya, beberapa jenis Lawar seperti “Lawar Putih” dibuat tanpa bahan yang kontroversial sehingga cocok untuk berbagai kalangan.
3. Sate Lilit: Kaya Akan Rempah Lokal
Berbeda dengan sate pada umumnya, sate lilit dibuat dengan cara melilitkan daging yang sudah dibumbui pada batang serai atau bambu. Daging yang digunakan bisa berupa ayam atau ikan. Proses pembumbuan melibatkan rempah-rempah khas seperti lengkuas, kunyit, dan daun jeruk, menciptakan aroma yang menggoda. Sate lilit biasanya disajikan sebagai bagian dari ritual adat atau perayaan keluarga.
4. Nasi Jinggo: Simbol Kerendahan Hati
Nasi jinggo dikenal sebagai makanan rakyat yang praktis dan murah. Dengan porsi kecil yang dibungkus daun pisang, nasi jinggo biasanya berisi nasi putih, sambal, mie goreng, dan lauk sederhana seperti ayam suwir atau tempe goreng. Namun, jangan remehkan ukurannya yang kecil—sambalnya yang pedas membuat nasi jinggo meninggalkan kesan mendalam bagi pencicipnya. Nama “jinggo” sendiri berasal dari istilah Tionghoa “jeng go” yang berarti seribu lima ratus, merujuk pada harganya di masa lalu.
5. Sambal Matah: Sambal Segar yang Mendunia
Sambal matah adalah salah satu ikon kuliner Bali yang terkenal hingga mancanegara. Terbuat dari bawang merah, cabai rawit, serai, daun jeruk, dan perasan jeruk limau, sambal ini memberikan sensasi segar sekaligus pedas yang memikat. Sambal matah sering menjadi pelengkap untuk hidangan seperti ikan bakar, ayam goreng, atau nasi campur Bali. Popularitasnya bahkan membuat banyak restoran modern mengadaptasi sambal ini dalam kreasi fusion food.
6. Jaje Bali: Warisan Manis yang Memikat
Jaje Bali adalah istilah untuk aneka kue tradisional Bali yang terbuat dari bahan alami seperti beras ketan, kelapa, dan gula merah. Beberapa contohnya adalah laklak, klepon, dan pisang rai. Jaje Bali biasanya disajikan dalam upacara adat sebagai persembahan dan simbol rasa syukur. Warna-warni alami dari bahan-bahannya membuat jajanan ini tidak hanya enak, tetapi juga menarik secara visual.
7. Hidangan Bali dan Konsep “Tri Hita Karana”
Sebagian besar makanan khas Bali dibuat berdasarkan filosofi “Tri Hita Karana,” yang berarti keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Bahan-bahan yang digunakan dalam masakan Bali biasanya bersumber dari alam sekitar, seperti kelapa segar, cabai, dan rempah-rempah lokal. Proses memasaknya sering melibatkan ritual doa, yang mencerminkan penghormatan kepada alam dan Sang Pencipta. Filosofi ini juga terlihat dalam cara masyarakat Bali menyajikan makanan, yang selalu penuh dengan rasa syukur dan kebersamaan.
Makanan khas Bali tidak hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga kaya akan nilai budaya dan tradisi yang unik. Setiap gigitan adalah cerita, setiap rasa adalah warisan. [nn]